Direktorat Penelitian Universitas Gadjah Mada kemballi mengadakan Forum Riset Industri Indonesia ke-8 (IIRF) tahun 2016 di Gedung Wika satrian, Gadog, Bogor, Jawa Barat. Dalam acara yang diadakan pada hari Rabu (3/1/2017) tersebut Universitas Gadjah Mada menjalin kesepakatan kerja sama dengan PT Wijaya Karya, Tbk (WIKA) dalam bidang akademik, riset dan sumber daya manusia dalam rangka pengembangan inovasi dan penguasaan teknologi.
Dalam sambutannya sebagai Ketua kegiatan, Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo, M.Sc menyampaikan kegiatan IIRF adalah bertujuan untuk menghilirisasikan hasil riset Perguruan Tinggi kepada Industri. “Pada IIRF ke – 8 ini pihak industri yang menjadi mitra UGM adalah WIKA, kami berharap kerjasama pendidikan dan penelitian dengan WIKA dapat mengoptimalkan riset industri yang dapat menguntungkan semua pihak”.
Sementara itu ruang lingkup kegiatan dari kerja sama tersebut diantaranya kegiatan praktik pendidikan lapangan bekerjasama dengan Sekolah Vokasi, lokakarya contract drafting bagi pegawai WIKA dengan Fakultas Hukum, kegiatan peningkatan pendidikan, magang, penyediaan lulusan dan pengabdian kepada masyarakat dengan Fakultas Teknik UGM, dan kerja sama pengembangan platform edukasi dan konsultasi psikologi online untuk program employee assistance dengan PT Gama Inovasi Berdikari.
Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc.,Ph.D., menyambut baik terjalinnya kerja sama dengan WIKA dalam rangka meningkatkan kedaulatan teknologi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menurut Rektor, kerja sama ini diharapkan akan meningkatkan kualitas lulusan UGM lewat program magang kerja lapangan di lokasi proyek WIKA serta meningkatkan berbagai hasil karya inovasi baru dalam bidang struktur bangunan dan teknologi tunneling. “Kebetulan UGM akan membuka program doubledegree di bidang underground space and tunneling engineering dengan Warwick University, Inggris. Universitas ini telah mempelajari tunneling sekitar 200 tahun yang lalu. Kita harapkan nantinya WIKA bisa ikut kerja sama lewat joint factory atau joint expert serta mengembangkan tunneling di Indonesia bersama-sama,” kata Dwikorita.
Selain itu, Rektor juga mengajak WIKA untuk berkontribusi dalam pengembangan program teaching industry dengan mengajak mahasiswa terlibat langsung dalam proses produksi hasil riset aplikatif dari peneliti UGM. “UGM saat ini tengah mengembangakan teaching industry atau teaching factory di daerah Purwomartani, Sleman, untuk memproduksi produk hasil riset alat kesehatan dan di dekat area kawasan Bandara Kulonprogo untuk produksi alat kesehatan dan agro,”katanya.
Disamping itu, Rektor mengajak WIKA juga bisa ikut kerja sama dalam pengembangan semangat kewirausahaan sosial di kalangan mahasiswa lewat startup usaha bisnis berbasis digital lewat program innovative academy. “Rata-rata sekitar 50 mahasiswa yang lewat hasil seleksi dilatih oleh perusahaan Google untuk menghasilkan produk yang berbasis aplikasi,” ujarnya.
Direktur Human Capital dan Pengembangan PT WIKA, I Gusti Ngurah Akshara Danadiputra, mengatakan kerja sama pengembangan inovasi riset dengan UGM bisa menghasilkan produk riset yang bisa diaplikasikan di lapangan terkait dengan berbagai kegiatan proyek pembangunan infrastruktur yang tengah ditangani WIKA di seluruh Indonesia. “Saya berharap WIKA bisa menjadi partner bagi UGM untuk bisa menghasilkan karya inovasi baru. WIKA juga membuka pintu memperkenalkan karya yang sudah dihasilkan, kami ingin sharing pada UGM terkait yang akan kita jalankan di Indonesia” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, pihak WIKA dan UGM mempresentasikan berbagai karya yang berpeluang untuk dikerja samakan, salah satunya hasil riset tim peneliti UGM tentang sistem manajemen pengaturan efisiensi pemakaian energi sebuah gedung atau building energy management system (BEMS). Produk hasil riset dari lima peneliti UGM, yakni Dr. Suharyanto, Sarjiya, Ph.D., Dr. I Wayan Mustika, Avrin Nur Widisatuti, M.Eng., dan Yusuf Susilo Wijoyo, M.Eng., ini menghasilkan sebuat alat dan aplikasi yang bisa memonitor tingkat efisiensi pemakian energi listrik dalam sebuah gedung. “Alat ini bisa memonitor secara realtime lewat internet atau dari sebuah ponsel,BEMS juga mampu memonitor kadar CO2, suhu dan kelembaban di dalam gedung bahkan mampu memonitor aktivitas yang ada dalam gedung. Alat ini juga berisi motion sensor yang mendeteksi gerakan (manusia) dalam gedung, jika tidak ada gerakan berarti listrik bisa kita matikan,” demikian dipresentasikan Dr. Suharyanto.
Sementara itu ditempat terpisah, dipresentasikan pula Pengembangan Riset dan Teknologi pada Bidang Green dan Smart-Building Technologies dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM (DTSL FT UGM). “Riset-riset pada bidang resilience infrastructure dan pengembangannya sudah dimulai oleh DTSL FT UGM sejak era 90-an dengan munculnya beberapa teknologi beton seperti “ porous concrete” (beton berpori) untuk meningkatkan filtrasi air hujan, fiber concrete (beton berserat) untuk meningkatkan kemampuan beton normal khususnya dalam menahan beban tarik, dan penambahan abu sekam padi (rice-husk ash) atau abu vulkanik pada beton normal agar dapat berkinerja lebih baik lagi” demikian disampaikan Dr. Ali Awaludin sebagai salah satu peneliti DTSL FT UGM.