Koordinasi dan Presentasi Pakar Lahan Gambut UGM Dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat

Provinsi Kalimantan Barat memiliki beberapa permasalahan lahan gambut yang secara garis besar disampaikan oleh Prof. Ir. Y Sardjono dari bagian Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) BATAN, yakni belum ditemukan cara agar lahan gambut dapat ditanami, sumber air bersih dari lahan gambut yang berubah warna seperti kopi, kebakaran lahan gambut, dan pembangunan di atas lahan gambut baik perumahan maupun jalan. UGM melalui Direktorat Penelitian dalam kesempatan ini menjadi fasilitator diskusi dan koordinasi antara pakar lahan gambut UGM dengan Pemerintah Kalimantan Barat, sehingga diharapkan permasalahan lahan gambut tersebut dapat teratasi.

Acara ini dilaksanakan Kamis, 15 Februari 2018 di ruang Ruang Multimedia 2 KPTU UGM. Turut hadir pula Ir. Adi Yani, M.H. selaku Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup Kalimantan Barat yang menjelaskan peran pemerintah selama ini. Pemerintah sudah bekerja sama dengan Negara Korea untuk mengubah limbah sawit yang semula belum tertata menjadi energi listrik. Bantuan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah kini menjadi konsentrasi pemerintah, namun belum ada solusi untuk membangun fondasi di atas lahan gambut dan untuk mengubah air dari lahan gambut menjadi jernih, sehingga Bupati tidak akan membangun jika belum ada riset.untuk menanggulangi permasalahan tersebut.

Permaparan dilanjutkan oleh Ibu Cipriana Lestari dari Balitbangda Ketapang. Pembangunan di Ketapang harus by riset dan tidak ada lagi uji coba. Balitbang diperbolehkan bekerjasama dengan lembaga riset seperti LIPI, institusi atau kementerian. Prioritas pembangunan di bidang insfrastruktur dan pertanian. Permasalahan topografi Ketapang, air yang berada di bawah sawah.

Diskusi dilanjutkan oleh Prof. Ir. Joko Sujono, M.Eng., Ph.D. dosen Fakultas Teknik UGM yang memiliki keahlian di bidang water resources dan hydraulic. Kondisi air gambut yang seperti kopi, telah ada penelitian yang tepat guna dengan filter pasir beton, sampai filter bakteri E.Coli. Air di bawah sawah dapat dipompa secara kontinyu, dengan pompa listrik biasa tenaga surya milik Teknik Elektro UGM. Dosen Teknik Elektro UGM, Eka Firmansyah, S.T., M.Eng., Ph.D., turut menambahkan bahwa kelebihan alat ciptaan Teknik Elektro UGM tersebut tanpa aki, sehingga bisa bekerja terus menerus dan sudah diuji coba.

Prof. Ir. Bambang Suhendro, M.Sc., Ph.D. dosen Teknik Sipil UGM yang memiliki bidang keahlian nonlinear finite element analysis, structure dynamic and earthquake engineering turut menyampaikan pendapatnya. Sistem jalan di tanah lunak (gambut) bisa dikerjakan padat karya, tidak memerlukan alat yang berat dan cangggih yang diperlu hanya informasi beban yang dilewati seberapa besar, sistem ini sudah digunakan di seluruh tempat antara lain di Sumatera, Sulawei,dll. Jalan biasa dikeruk dulu, kemudian dicari tanah yang bagus. Ir. Rachmad Jayadi, M.Eng., Ph.D. juga menambahkan beberapa hal, mengingat nasehat ahli gambut, satu unit tidak perlu terlalu luas, tergantung dari kedalaman lahan gambut jika ada masalah maka bisa segera dilokalisir. Permasalahan di lahan gambut perlu banyak mengundang ahli dari berbagai disiplin ilmu dikarenakan terdapat banyak aspek terkait yang perlu di teliti.

Koordinasi dan presentasi pakar mengenai lahan gambut di Kalimatan Barat dimulai pukul 15.00 sampai dengan 18.00 WIB menghasilkan beberapa keputusan. Dilakukan peninjauan kembali aspek legal dasar kerjasama antara UGM dengan berbagai stakehorder di Kalimantan Barat. Stakehorder di Kalimantan Barat segera merumuskan permasalahan yang lebih riil terkait isu-isu yang akan dikerjasamakan. Pakar UGM segera merumuskan rencana-rencana penanggulangan masalah yang telah dikemukakan dalam pertemuan ini. Dalam tempo yang tidak terlalu lama akan dibuatkan sarana komunikasi berkelanjutan yang difasilitasi oleh Direktorat Penelitian UGM.