Keterlibatan industri menjadi kunci pendorong dalam rangka mempercepat proses inovasi, meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pelaku research and development di sektor industri, dan meningkatkan produk-produk hasil industri dalam negeri, serta memberikan peluang penciptaan lapangan pekerjaan pada sektor industri tersebut dengan adanya proyek-proyek research and development.
Ibu Galuh Endah Palupi selaku Kasubdit Litbang Industri Ristek Dikti menjelaskan bahwa Dikti berencana menggali informasi bagaimana perguruan tinggi melihat sisi lembaga penelitian dan pengembangan (litbang). Dikti dalam hal ini berperan melakukan koordinasi guna memperkuat fondasi lembaga litbang. Hal tersebut yang melatarbelakangi diskusi peran litbang industri dalam penelitian di lingkungan UGM, 7 Maret 2018 bertempat di ruang Ruang Multimedia 2 UGM. Pihak Dikti menjelaskan fokus targetnya untuk memperkuat kapasitas lembaga litbang (tata kelola, SDM, sarana dan prasarana, akses informasi). Memperkuat kapasitas dan kapabilitas riset lembaga dan produktivitas riset. Memperkuat hilirisasi produk unggulan yang dikembangkan lembaga berbasis riset.
Disampaikan pula beberapa permasalahan kelembagaan iptek sektor badan usaha. Belum terintegrasinya kebijakan dengan kementerian terkait pengembangan industri nasional. Belum adanya pemimpin dalam menggerakkan sinergi dalam kegiatan litbang. Pembangunan industri yang masih bersifat join program, join activities dan join budget. Arah pengembangan riset belum dilakukan searah dengan rencana pengembangan industri maupun kelompok industri prioritas. Belum terintegrasinya riset baik off farm maupun on farm. Kegiatan litbang belum diarahkan pada peningkatan nilai tambah industri dan peningkatan kemampuan teknologi industri. Belum adanya dukungan kebijakan fiskal untuk pengembangan industri baru. Kurangnya dukungan infrastruktur (laboratorium dan perpustakaan). Minimnya ketersediaan sumberdaya manusia industri yang andal dan tersertifikasi.
Dr. Hargo Utomo, M.B.A. selaku Direktur PUI (Pengembangan Usaha dan Inkubasi) UGM memaparkan pandangannya. Terkait dengan hasil riset, agar semua penelitian yang didanai dikti menjadi efisien dan efektif lebih baik berfokus di akhir riset. Industri-industri memprioritaskan impact-nya. Impact sebagai ukuran inventasi dan lainnya. Untuk mewujudkan hal tersebut akan lebih baik bila berfokus ke hilir dulu, baru ke hulu. Bisa dimulai dengan penerapan teknologi. Secara garis besar yang perlu dibenahi adalah kualitas SDM, asset (termasuk pendanaan, dll.), dan relationship. Dari sisi institusi, vocational school ditingkatkan fokusnya untuk menghasilkan SDM yang skillfull dan siap bekerja untuk mengoperasikan teknologi. Perusahaan bisa membuka kesempatan bagi tenaga magang. Kerjasama antara kemenakertrans, bisa dilakukan untuk membuat sertifikasi suatu kemampuan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan minat dari pihak industri. Hal tersebut bisa menjadi solusi jangka pendek agar industri menerapkan hasil riset litbang.
Terkait dengan riset, yang dibutuhkan adalah penerapan teknologi untuk meningkatkan produktivitas. Dana riset bukan hanya dijadikan cost, namun dijadikan sebagai investasi sehingga dari modal akan ada keuntungan dan neraca keseimbangan tercapai. Jadi perlu ada komunikasi yang lebih luas lagi antarlembaga, kemenristekdikti dengan BI, kemenkeu, OJK, kemendag, kemenperin, kementan, kemenkes, LKPP, dll. Juga digunakan logika korporasi bukan birokrasi. Bila tidak ada larangan sebaiknya sebuah inovasi diterapkan saja, bukan menunggu policy terlebih dahulu yang menyatakan diperbolehkan atau tidak. Cara mengapresiasi industri yang bersedia menerapkan inovasi dari litbang tidak selalu dengan memberikan uang. Dikti bisa bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk menjamin industri tersebut dapat meningkatkan keuntungannya agar industri tersebut tumbuh lebih baik lagi. Bisa dengan cara tax holiday, pemberian pinjaman dengan bunga minim, dll.
Dr. Sang Kompiang Wirawan, S.T, M.T. selaku Kasubdit Inkubasi Direktorat PUI juga turut menjabarkan beberapa hal. Dikti sebaiknya menyusun dan membuat daftar perusahaan mana saja yang memprioritaskan produk research and development. Membuat join research and development antara perusahaan dengan universitas. Pihak universitas juga harus paham kapan informasi diberikan dan ditutup, sehingga agar perusahaan tetap bisa tumbuh tapi inovasi dari universitas tetap terlindungi. Dikti bisa memfasilitasi semua pertemuan ini. Dan perusahaan yang diprioritaskan adalah perusahaan kimia dan farmasi, karena bidang ini yang paling banyak menggunakan produk research and development.
Pihak Dikti berterima kasih atas semua pandangan dan masukan yang diberikan oleh wakil-wakil dari UGM serta menyatakan beberapa rencana ke depannya. Dikti akan mensinergikan antara riset universitas dengan industri. Meningkatkan kerjasama antarlembaga kementrian. Terakhir, akan diadakan pertemuan lagi untuk membahas hal ini lebih lanjut.