Indonesia sebagai negara megabiodiversitas memegang peran penting dalam isu keanekaragaman hayati global. Isu ini tidak hanya menyangkut konservasi, tetapi juga terkait dengan ketahanan pangan, kesehatan, ekonomi, hingga budaya masyarakat. Penguatan riset biodiversitas harus sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan ketahanan bangsa. Oleh karena itu, riset di bidang biodiversitas perlu diarahkan tidak hanya pada konservasi, tetapi juga pemanfaatan berkelanjutan yang mendukung sektor pangan, farmasi, energi terbarukan, dan mitigasi perubahan iklim.
UGM juga mengembangkan program dan inovasi unggulan, mulai dari Profesi Kurator Keanekaragaman Hayati (PKKH) yang pertama di Asia Tenggara, pengembangan Indeks Biodiversitas Indonesia (IBI), hingga konsistensi dalam perlindungan sumber daya genetik melalui Bank Genetik PIAT yang meraih penghargaan Indonesian Breeder Award di tahun 2021 silam. Rektor menyebut, pada 2024 UGM mencatat 28 hak cipta dan 30 paten biodiversitas, sementara pada 2025 hingga September telah terdaftar 11 hak cipta dan 19 paten. โData ini menunjukkan komitmen UGM untuk tidak berhenti menghasilkan inovasi, tetapi juga memperkuat perlindungan hukum atas biodiversitas nasional. Rektor menekankan bahwa UGM saat ini telah mendorong kapasitas riset melalui fasilitas unggulan seperti Manajemen Laboratorium Terpadu (MLT), Integrated Genome Factory (IGF), Porok Marine Research Station, Gedung Moeso Suryowinoto Indonesia Biodiversitas Center (MSIBC), serta Bank Genetik PIAT.
Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar pameran penelitian biodiversitas dalam acara Mini Expo Biodiversitas yang menampilkan berbagai temuan ilmiah terkait kekayaan hayati Indonesia. Pameran yang berlangsung tanggal 1 Oktober 2024 di Balairung UGM ini tidak hanya memperlihatkan hasil riset terkini dari para peneliti, tetapi juga menjadi ruang edukasi publik tentang pentingnya menjaga kelestarian alam sebagai penopang kehidupan. Melalui kolaborasi ini, UGM dan BRIN berupaya menghadirkan sains yang lebih dekat dengan masyarakat sekaligus menegaskan peran riset dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
Setelah prosesi penanaman Pohon Bodhi, Prof. Dr. (H.C.) Hj. Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional didampingi Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D. dan Dr. Laksana Tri Handokoย juga berkesempatan meninjau mini expo hasil riset UGM dan BRIN yang memajang inovasi bidang sains. Ratusan peserta Workshop Pengelolaan Biodiversitas dan Penguatan HKI untuk Masa Depan Berkelanjutan: Sinergi UGMโBRIN yang digelar 1 Oktober 2025 di Balai Senat juga ikut mengunjungi dan meramaikan pameran ini.
UGM Science Technopark menghadirkan produk padi Gamagora atau padi โAmphibiโ. Padi ini merupakan varietas padi Gamagora 7 merupakan hasil riset sejak 2006 yang mana dikembangkan agar dapat adaptif terhadap perubahan iklim. Perakitan Gamagora 7 ini menggunakan induk varietas Rajalele asal Klaten sehingga diperoleh mutu fisik beras dan mutu organoleptik dengan rasa dan aroma yang lebih baik. Diharapkan dengan potensi produktivitas yang tinggi, Gamagora 7 diharapkan mampu menjadi solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Pusat Kajian Biodiversitas Tropika Fakultas Biologi UGM turut hadir memeriahkan pameran dengan menghadirkan varietas produk unggulan di Fakultas Biologi Menaungi mikrobia, agriculture hingga penemuan spesies baru. Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Budi Setiadi Daryono, menyampaikan pihaknya terus melakukan upaya pengukuran, Pengkajian dan Pelestarian Biodiversitas Indonesia. Upaya ini kita laksanakan secara gotong royong oleh semua pemangku kepentingan bersama masyarakat. Hasilnya, menemukan berbagai spesies baru baik tanaman dan hewan melalui keterlibatan dalam Ekspedisi Khatulistiwa bersama TNI-POLRI, Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (RISTOJA), serta Riset Khusus Vectora dari Kemenkes RI. Selain itu, Fakultas Biologi UGM telah membuka dan menyelenggarakan Program Studi Profesi Kurator Keanekaragaman Hayati,ย yang merupakan Prodi Profesi Kurator Keanekaragaman Hayati pertama di Indonesia dan nomor 2 dunia. Fakultas Biologi siap menghasilkan lulusan Kurator Keanekaragaman Hayati yang unggul dan kompeten di bidang Keanekaragaman Hayati tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia.
Badan Riset dan Inovasi Nasional hadir memamerkan sejumlah pengembangan riset dan inovasi nya mulai dari makanan hingga produk kecantikan. Produk makanan yang dihadirkan mengangkat potensi daerah Gunung Kidul Yogyakarta. Salah satu produk yang dipamerkan adalah energy bar yang berbahan dasar Belalang yang mana hewan ini merupakan serangga edible khas Gunung Kidul. Emma Damayanti peneliti dari Pusat Riset, Teknologi, dan Pangan Gunung Kidul menjelaskan inovasinya adalah membuat bahan pangan yaitu secara tampilan lebih estetik tidak berwujud belalang utuh dan juga berusaha menurunkan alergennya.
Mini expo biodiversitas ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang kekayaan hayati Indonesia, tetapi juga menguatkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Melalui pameran ini, hasil riset para peneliti dapat lebih mudah dipahami dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Inisiatif ini sekaligus menjadi kontribusi nyata dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya terkait pelestarian lingkungan, ketahanan pangan, kesehatan, serta pembangunan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
