Rabu, 1 Oktober 2025 bertempat di Balai Senat UGM dalam rangkaian Workshop "Pengelolaan Biodiversitas dan Penguatan HKI untuk Masa Depan Berkelanjutan: Sinergi UGM–BRIN, dilakukan Penandatanganan Kesepakatan Bersama (MoU) antara BRIN dan UGM tentang pelestarian serta pemanfaatan biodiversitas tropis yang ditandatangani oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. Pada kesempatan yang sama, turut dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BRIN dan UGM mengenai pengelolaan kekayaan intelektual sumber daya hayati, yang ditandatangani oleh Plt. Direktur Pengembangan Usaha UGM, Prof. Ir. Sang Kompiang Wirawan, S.T., M.T., Ph.D. Kegiatan penandatanganan kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama ini disaksikan oleh Prof. Dr. (H.C.) Hj. Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional dan Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D.
Kerjasama ini untuk menjawab tantangan besar yang dihadapi dunia terkait upaya pelestarian ekosistem. Indonesia merupakan negara megabiodiversitas dengan lebih dari 17.000 pulau yang memiliki ekosistem unik seperti hutan hujan tropis, terumbu karang, dan lahan gambut. Sebagai rumah bagi 10% spesies tumbuhan berbunga, 12% mamalia, dan 17% spesies burung di dunia, Indonesia memegang peran krusial dalam isu keanekaragaman hayati global. Namun, potensi besar ini belum dimanfaatkan secara optimal, sementara laju kepunahan spesies terus mengancam.
UGM telah membangun fondasi kuat melalui lebih dari 100 kekayaan intelektual berbasis biodiversitas, inovasi dalam bioprospeksi, serta pengembangan talenta melalui program profesi kurator biodiversitas pertama di Asia. Fasilitas penelitian seperti Laboratorium Genomik dan Bank Genetik PIAT siap diperkuat melalui kolaborasi dengan BRIN. Kolaborasi tersebut dapat mencakup pengembangan pusat manajemen Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam rangka memperkuat posisi Intellectual Property Management Office (IPMO) UGM yang telah terbukti mengelola lebih dari 6.270 kekayaan intelektual. Kerja sama ini akan memperkuat ekosistem inovasi nasional melalui integrasi kapasitas IPMO UGM dalam perlindungan HKI dengan infrastruktur riset dan jaringan kolaborasi BRIN, menciptakan model pengelolaan HKI yang komprehensif mulai dari identifikasi, perlindungan, hingga hilirisasi inovasi biodiversitas untuk mendukung kedaulatan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia.

Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh UGM masih perlu untuk diperluas dan ditingkatkan. Hal ini tentu membutuhkan sinergi dan kolaborasi dengan mitra yang memiliki komitmen yang sama. Oleh karena itu, UGM telah dan akan terus memperkokoh kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kolaborasi strategis antara UGM dan BRIN menjadi kunci untuk mengubah tantangan ini menjadi peluang. Kolaborasi strategis antara UGM dan BRIN menjadi kunci untuk mengubah tantangan ini menjadi peluang.
Melalui kerja sama ini, UGM dan BRIN akan bersinergi untuk mengembangkan riset dan inovasi dibidang pengembangan produk farmasi, pangan fungsional, dan bioenergi dari biodiversitas; perlindungan kekayaan intelektual melalui pengelolaan bersama paten dan skema benefit sharing; pengembangan kapasitas peneliti melalui program pelatihan bersama dan pertukaran peneliti; serta konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan pengelolaan ekosistem unik Indonesia.
Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Ova Emilia, turut menegaskan komitmen UGM dalam riset dan konservasi biodiversitas tropis melalui penguatan kerja sama antara UGM dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang mencakup bidang konservasi, serta perlindungan hak kekayaan intelektual. “Melalui kolaborasi ini, UGM ingin memperkuat ekosistem riset biodiversitas agar hasilnya dapat berdampak nyata bagi pembangunan berkelanjutan,” ujar Rektor UGM, Prof. Ova Emilia.
Kepala BRIN, Dr. Laksana Tri Handoko, menuturkan riset di bidang biodiversitas perlu diarahkan tidak hanya pada konservasi, tetapi juga pemanfaatan berkelanjutan yang mendukung sektor pangan, farmasi, energi terbarukan, dan mitigasi perubahan iklim. Menurutnya, kolaborasi dengan UGM memiliki arti strategis karena dapat menghadirkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat, sekaligus memperkuat jejaring riset Indonesia di tingkat global. “Kami melihat UGM sebagai mitra strategis dalam pengembangan riset biodiversitas, terutama untuk menghadirkan inovasi yang bisa dihilirisasikan,” ungkap Handoko.
Kerja sama antara UGM dan BRIN di bidang biodiversitas ini menjadi langkah nyata dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Upaya kolaboratif ini tidak hanya memperkuat riset ilmiah dan pelestarian keanekaragaman hayati, tetapi juga memberikan kontribusi langsung bagi kesejahteraan masyarakat, ketahanan pangan, mitigasi perubahan iklim, serta pemeliharaan ekosistem yang berkelanjutan demi generasi mendatang.